Jurnalis Kalbar patut bangga atas prestasi yang diraih dalam mewujudkan tujuan pembangunan millennium. Dari ratusan jurnalis yang tersebar di seluruh Indonesia, Kalbar salah satunya termasuk di dalam nominasi penghargaan yang terbaik.
Salah seorang jurnalis yang berhasil adalah Yan Andria, kontributor Trans7 di Pontianak dalam karyanya Hidup di Perbatasan, Terjepit 2 Negara.
Menurut Imam Wahyudi, Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) yang menjadi ketua tim kategori televisi mengatakan, sebenarnya dalam kategori televisi memutuskan tidak ada pemenang karena dari karya-karya yang masuk dan memenuhi persyaratan untuk mengikuti penilaian, belum ada yang mencapai nilai minimum dari yang ditetapkan dewan juri sebagai pemenang penghargaan.
“Meski tidak ada karya yang bisa ditetapkan sebagai pemenang penghargaan, kami memberikan penghargaan khusus kepada karya jurnalistik televise yang nilainya tertinggi dibanding karya lain,” ujar Imam.
Kemudian, penghargaan jurnalistik peduli Millenium Development Goals (2008) kategori media cetak dan online, dimenangkan oleh reporter Segan Petrus S dan diedit oleh Nizwar, yang berjudul ubah Penanganan Kemiskinan yang dimuat di Radar Lampung edisi 7 November 2007.
Penghargaan untuk kategori radio, diberikan pada karya jurnalistik berjudul Stop AIDS, Hindari Pola Hidup Bebas, Tanamkan Pola Hidup Sehat, oleh Jimy Elsi dari Radio ELSI 103,1 FM Bukit Tinggi.
Penghargaan jurnalistik millennium Development Goals (MDGs) 2008, diberikan Forum Komunikasi Praktisi Media Nasional (FKPMN). Penghargaan ini, jelas Haris Jauhari, Pendiri FKPMN diberikan untuk merangsang munculnya karya-karya jurnalistik yang berkualitas mengenai MDGs.
Menurut ia, media terbukti memiliki kekuatan yang besar dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan millennium (MDGs), karena melalui media public, kata Haris, bisa mendapatkan informasi dan inspirasi mengenai upaya-upaya pemberantasan kemiskinan, penyakit menular, perusakan lingkungan, pemerataan pendidikan dasar, dan isu-isu MDGs lain.
Selain itu, ungkapnya, media juga memungkinkan public untuk mengontrol aktivitas dan pertanggungjawaban para pemangku kepentingan dalam upaya pencapaian MDGs.
“Selama ini secara sengaja ataupun tidak, media sudah cukup banyak terlibat dalam upaya pencapaian MDGs. Namun upaya itu masih perlu ditingkatkan dengan menggali berbagai pendekatan dan teknik yang mungkin dilakukan untuk membuat liputan mengenai MDGs bisa menjadi liputan yang tidak bernas, tapi juga seksi dan menarik minat khalayak untuk mengikuti,” kata Haris.
Pemenang penghargaan jurnalistik MDGs 2008 diseleksi dari karya-karya jurnalis anggota forum jurnalis peduli MDGs di 15 provinsi, yakni Aceh, Sumatra Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bali, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Ambon, Papua, Papua Barat.
Karya yang diseleksi adalah karya jurnalistik mengenai isu MDGs yang dipublikasikan atau disiarkan sejak bulan Juli 2007 sampai dengan Maret 2008. Penghargaan yang rencananya akan diberikan setiap tahun ini, diberikan dalam bentuk piagam, laptop dan uang tunai.
0 komentar:
Posting Komentar