* Musyawarah MABM

Tak Terpengaruh Perkembangan Politik

Musyawarah MABMKB melibatkan 12 kabupaten/kota akan membentuk generasi ketiga, dengan mengevaluasi keberadaan MABMKB, mengimplementasikan AD/ART dan regenerasi pengurus.
Majelis Adat Budaya Melayu Kalimantan Barat (MABMKB) akan melibatkan seluruh masyarakat melayu yang ada di Kalbar, untuk turut berpartisipasi dalam pesta musyawarah yang akan digelar, 28-30 Desember mendatang.
Ketua MABM Provinsi Kalbar, H Abang Imien Taha, mengatakan, tema kegiatan digelar dalam musyawarah III MABMKB, melalui konsolidasi organisasi yang berkesinambungan guna meningkatkan harkat dan marwah dalam tamaduan melayu.
Tujuannya, untuk merevisi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, menetapkan program umum organisasi, kemudian menilai laporan pertanggungjawaban pengurus MABMKB periode 2002-2007 serta memilih dan menetapkan kepengurusan organisasi periode 2007-2012.
“Acara ini sekaligus memperingati hari ulang tahun MABM yang ke-10, bahwa hingga kini MABM mampu dipimpin oleh figur nasionalis dan Islam yang luar biasa,” ungkap Abang, di Balai Kerja Rumah Melayu, Rabu (12/12) sore, kemarin.
Untuk itu, Abang mengajak seluruh lapisan masyarakat Melayu agar dapat mendukung pesta demokrasi ini. Untuk pelaksanaan acara ini sendiri, Abang mengatakan akan dilaksanakan di rumah melayu dan peserta akan diakomodasi di Hotel Merpati.
Kemudian, pihaknya pun akan mengundang organisasi yang bernaung di bawah MABMKB sebagai peninjau dan peserta seperti MABM Kabupaten Sambas, Bengkayang, Pontianak, Ketapang, Sanggau, Sintang, Kapuas Hulu, Landak, Sekadau, Melawi, Kota Singkawang, Pontianak, Syarikat Niaga Melayu Kalbar, FKPPM Kalbar, Perempuan Melayu Kalbar, dan LBH MABMKB.
Ketua Panitia, Drs. H. Chairil Effendy, MS mengatakan, masing-masing akan diundang tiga pengurus, dan empat orang dari organisasi bersayap (Syarikat Niaga Melayu Kalbar, FKPPM Kalbar, Perempuan Melayu Kalbar, dan LBH MABMKB, red).
Ia menegaskan, siapapun dapat menjadi pengurus di dalam organisasi ini, karena jelasnya, MABMKB bukan organisasi politik, asal mampu untuk mematuhi aturan yang diberlakukan dan merupakan suku melayu asli.
“Orang yang dipilih nanti, adalah orang melayu asli dan mengerti dengan kepatutan,” ungkap Chairil di depan wartawan di tempat yang sama.
MABMKB, jelas Chairil tetap berlandaskan pada seni, budaya, dan bahasa, tidak berpengaruh pada perkembangan politik pada saat ini, maka ia sangat mengharapkan MABMKB dapat memfungsikan diri sebagai media yang berperan dalam melestarikan adat budaya melayu. ■

0 komentar: