Setelah kasus pencurian sepeda motor milik salah satu wartawan koran nasional di halaman parkir Pemkot Pontianak, Satuan Polisi Pamong Praja (Sat Pol PP) Pontianak akan melakukan pengamanan yang lebih ketat.
Pencurian sepeda motor yang terjadi, Selasa (31/7) pukul 12.45 siang kemarin, hingga kini masih misterius. Walau demikian, Kepala Sat Pol PP Kota Pontianak, Sugimin sangat berharap kejadian ini tidak terulang lagi. Setelah adanya pengaduan tersebut, pagi tadi (Rabu, red) ia bersama anak buahnya mengadakan rapat khusus untuk menangani permasalahan tersebut.
“Kami dalam waktu dekat ini akan menggunakan sistem baru dalam pengamanan sepeda motor, tapi hingga saat ini masih kita godok, tunggu saja keputusannya nanti,” kata Sugimin sesuai melakukan rapat koordinasi dengan Sekretaris Daerah Kota Pontianak, Rabu (1/8) siang.
Ia mengakui, beberapa kali kendaraan bermotor di lingkungan ini pernah hilang. Selama setahun ini terdapat tiga buah motor yang bermerk yang sama. Namun kehilangan ini kata Sugimin adalah hal yang wajar. Karena menurutnya, apabila dilakukan dalam waktu yang sering, maka ia pun akan melakukan tindakan yang cepat dan tepat, agar kejadian tersebut dapat ditanggulangi dan diminimalisir.
“Hilang 2 atau 3 buah motor dalam setahun itu wajar, tugas kita adalah memberikan pelayanan, dan kita ingin agar dalam pelayanan tersebut tidak mengganggu,” ungkapnya.
Untuk melakukan pengamanan baru ini, jelas Sugimin tidak mudah, perlu proses yang tepat. Secara teori, ia mengakui untuk menertibkan kendaraan di tempat khusus atau mengadakan sistem kartu ketika pengunjung masuk di lingkungan Pemkot sangat mudah. Tapi ia juga memikirkan dampak baik dan buruk dari teori tersebut, apabila dilaksanakan menurut ia akan banyak akibatnya. Pertama, kondisi jalan di lingkungan Pemkot akan bertambah macet, kemudian bagi masyarakat yang ingin melakukan administrasi di kantor Walikota Pontianak, pastinya terhambat.
“Baiknya membuat peraturan yang tidak mengakibatkan dampak bagi masyarakat, karena instansi kita bukan bisnis tapi pelayanan umum,” katanya.
Ditambahkannya, apabila konsep ini diterapkan maka akan membutuhkan personil yang cukup banyak, yakni delapan personil untuk dua pintu dan waktu yang digunakan. Yakni pada pukul 07.00 hingga 12.00 sebanyak empat orang di pintu masuk dan keluar, masing-masing dua orang dan pukul 12.00 keatas dengan konsep yang sama. Apabila konsep ini disajikan, pihaknya tidak akan mampu, karena SDM yang dibutuhkan tidak memenuhi.
Bagaimanapun, Sugimin mengatakan pihaknya akan bertindak optimal dengan mencari variasi sistem yang lebih baik. Dengan harapan, pelayanan yang diberikan tetap berlangsung dan serta kendaraan yang ada dapat terjaga. Sehingga baik pegawai PNS ataupun pengunjung dari luar yang datang ke lingkungan Pemkot tidak merasa khawatir dan resah, dengan adanya kejadian kemarin. □

0 komentar: