Ayo matikan lampu selama 60 menit! Demikian pernyataan beberapa artis yang menyampaikan kampanyenya melalui televisi-televisi swasta di Indonesia. Timbul pertanyaan, ada apa dibalik mematikan lampu selama 60 menit. Lebih herannya lagi, mengapa hanya satu hari saja, yang dilaksanakan besok, Sabtu, 27 Maret 2010 pada pukul 20.30?
Pertanyaan ini pernah timbul ketika aku bertemu dengan salah seorang aktivis WWF di Yogyakarta, ketika itu ia menyampaikan bahwa pemanasan global di negara kita kian memuncak, iklim dan cuaca yang sudah tidak menentu telah menandakan bahwa lapisan ozon telah bocor, tidak mampu lagi ‘menakar’ kondisi panas bumi saat ini.
Hal ini diakibatkan, bukan berarti karena bertambahnya usia zaman yang semakin tua, namun prilaku manusia yang sudah tidak lagi memperhatikan bumi dan lingkungannya. Dari mulai pemakaian energi yang berlebihan, sehingga mengakibatkan panas yang memuncak dan tidak terkontrol.
Lalu, setelah pemanasan global ini berlangsung, bagaimana upaya yang dapat dilakukan? Salah satunya adalah dengan mematikan lampu dan barang-barang elektronik lainnya untuk pendinginan bumi.
Mengapa demikian? Ini disebabkan karena pada lampu hemat energi yang biasa kita gunakan, misalnya, hanya kira-kira 10 persen dari energi yang digunakan dapat diubah menjadi cahaya yang kita perlukan untuk menerangi ruangan, sementara sisanya yang 90 persen akan diubah menjadi panas! Nah, dengan mematikan lampu diharapkan panas yang dipancarkan dari lampu-lampu perkotaan dan juga peralatan elektronik lainnya dapat sangat dikurangi. Namun yang paling penting adalah dengan banyak mematikan lampu dan peralatan elektronik lainnya yang tidak perlu diharapkan konsumsi bahan bakar hidrokarbon pada pembangkit tenaga listrik dapat berkurang cukup signifikan sehingga emisi gas CO2 dapat berkurang secara signifikan. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap konsumsi bahan bakar hidrokarbon seperti minyak atau batu bara akan menghasilkan gas CO2. Seperti yang kita ketahui gas CO2 adalah gas rumah kaca yang dapat mencegah panas keluar dari atmosfir bumi ini, sehingga dengan banyaknya gas CO2 di atmosfir maka dapat meningkatkan suhu di permukaan bumi secara signifikan. Tentu saja kenaikan suhu di permukaan bumi secara signifikan akan membawa dampak-dampak yang negatif dalam lingkungan hidup kita di bumi ini.
Mematikan lampu dalam waktu satu jam bukanlah upaya dari salah satu negara kita sendiri, namun hal ini juga dilakukan oleh 81 negara lainnya yang bersatu padu untuk mendinginkan bumi kita tercinta.
Program penyelamatan lingkungan ini bukan hanya sebagai seremonial saja, melainkan sebagai kebiasaan bagi masyarakat tentang kepeduliannya terhadap lingkungan. Meski PLN selalu melakukan byar pet, atau lantaran alasan cuaca yang tidak mendukung, namun upaya penuh dari masyarakat untuk tidak menghidupkan barang-barang elektronik yang tidak perlu merupakan hal sepele yang tidak dapat ditinggalkan begitu saja.
Langkah ini pula merupakan penghematan energi yang berdampak pada biaya-biaya yang dikeluarkan. Hemat kata, jika hal ini dilakukan maka pemborosan-pemborosan yang kerap dilakukan dapat diminalisir.
Nah, sudah jelaskan manfaat real-nya jika hal ini terus kita lakukan, tidak ada lagi yang merasa dirugikan, selain diri sendiri senang, bumi dan lingkungan pun akan tetap tersenyum menghadapi asa yang akan datang.
Mari kita ubah dunia dengan mematikan lampu satu jam saja...
0 komentar:
Posting Komentar