Beberapa hari ini, masyarakat dunia termasuk Indonesia sedang digegeri berita tentang adanya virus flu babi. Bahkan kini telah merambah di Kalbar. Dinas Kehewanan dan Peternakan semakin gencar melakukan kewaspadaan dan pengawasan, demi menghindari maraknya flu babi yang kini diperkirakan telah merambah di Indonesia.
Menurut Wikipedia, flu babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang endemik pada populasi babi. Alur virus flu babi yang telah diisolasi sampai saat ini telah digolongkan sebagai Influenza virus C atau subtipe genus Influenzavirus A. Flu babi diketahui disebabkan oleh virus influenza A subtipe H1N1, H1N2, H3N1, H3N2, dan H2N3.
Flu babi yang menular ke manusia berpotensi berkembang di Indonesia, hal ini dilansir dari Media Nasional oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. Namun, hampir dapat dipastikan keganasan flu babi Meksiko di bawah flu unggas yang telah mewabah di menular ke manusia.
Pasalnya, manusia dan babi sama-sama mamalia yang cenderung memiliki kesamaan. Sebaliknya, flu unggas tidak bisa langsung ke manusia. Di tubuh babi, virus mengalami perubahan dengan dua pola. Pola pertama berupa adaptasi, pola kedua berupa penyusunan ulang virus. Berdasarkan pola ini, virus bisa berkembang menjadi gabungan flu babi, flu unggas, dan flu manusia.
Jika hal itu terjadi, tidak menutup kemungkinan flu babi bisa berkembang di Indonesia. Salah satu pendukungnya adalah banyaknya peternakan ayam dan babi yang berdekatan
Namun, di sisi lain, keganasan H1N1 tipe Meksiko tidak seperti H5N1. Dari sekitar 1.500 kasus di seluruh dunia, baru 150 berakhir dengan kematian.
Kurang dari sebulan, H1N1 tipe Meksiko sudah menjangkiti ribuan orang. Sementara dalam tiga tahun, kasus H5N1 hanya tercatat sekitar 300 kasus di seluruh dunia.
Dengan adanya persoalan ini, perlu kebijakan arif pemerintah kepada pedagang babi, agar tidak keliru dan membuat usaha mereka ditutup. Karena segelintir dari masyarakat Kalbar adalah mengkonsumsi babi. Pemerintah dapat melakukan penyuntikan terhadap babi-babi milik sejumlah peternak atau vitamin guna mengantisipasi penyebaran virus berbahaya ini. Serta melarang sementara impor daging babi dan segala bentuk produk yang berbahan dasar babi. Langkah lain yang ditempuh pemerintah adalah melakukan koordinasi secara intensif dengan beberapa kawasan seperti Amerika Serikat, Asia dan juga ke WHO, untuk mengetahui perkembangan mengenai wabah virus flu babi
Pada dasarnya penanganan flu babi atau H satu N satu sama dengan pencegahan flu burung atau H lima N satu yang sudah diantisipasi di Indonesia sejak lima tahun lalu.
Langkah aman bagi masyarakat adalah hindari kontak langsung dengan babi. Karena penularan flu babi melalui udara dan dapat juga melalui kontak langsung dengan penderita, kemudian masa inkubasinya 3-5 hari.
Masyarakat perlu waspada seperti halnya terhadap flu burung. Menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menutup hidung dan mulut apabila bersin, mencuci tangan dengan sabun setelah beraktivitas, dan segera memeriksakan kesehatan apabila mengalami gejala flu adalah tahap awal menghindari flu babi.
Semoga dengan adanya pemberitaan tentang flu babi, kita semua bisa mewaspadainya dan terhindar dari flu babi tersebut.
3 komentar:
salam kenal, semoga sukses selalu.... tukeran link yuk....
salam kenal.... tukeran link yuk
salam kenal.... tukeran link yuk
Posting Komentar