Rencana pemerintah untuk menambah enam mata pelajaran dalam penyelenggaraan Ujian Akhir Nasional tahun 2008 nanti. Pemerintah Pusat diminta mengkaji ulang.
Anggota Komisi D DPRD Kota Pontianak, Zainil mengatakan kajian ini harus dilakukan secara serius. jangan sampai nantinya merugikan anak didik bangsa Indonesia, karena tiga mata pelajaran saja telah memberatkan siswa, apalagi dengan enam mata pelajaran.
“Pemerintah jangan mudah untuk membuat keputusan, karena dengan tiga mata pelajaran saja anak-anak sudah kepayahan,” ungkap Zainil.
Menurut anggota legislator Partai Demokrat, UAN yang diberlakukan di masing-masing daerah sangat memberatkan, karena tidak melihat kemampuan anak-anak.
Keputusan ini, akan memperburuk keadaan, serta kemajuan studi anak-anak didik kedepan.
Tapi justru pernyataan berbeda dilontarkan anggota Komisi D DPRD Kota Pontianak, Monginsidi kepada Harian Borneo Tribune, Jumat (23/11) siang di ruang komisi D kemarin. Anggota legislator Partai Amanat Nasional ini menyambut baik UAN enam mata pelajaran, pasalnya, dengan berlakunya enam mata pelajaran ini kata Monginsidi akan memperbaiki kualitas pendidikan yang ada di Kota Pontianak dan Kalbar tentunya.
Dari segi Kota Pontianak, kata ia, kurikulum yang diajukan kepada guru dan siswa di sekolah tidak jauh berbeda dari daerah luar Kalbar seperti Jawa dan Sumatra.
“Mengapa mesti takut tidak lulus, seharusnya kita bangga pada ujian yang diterapkan pemerintah pusat, karena kualitas yang dimiliki siswa Kalbar dan Jawa tidak berbeda,” ujar Monginsidi.
Selama ini, mata pelajaran yang ditingkatkan kualitasnya hanya tiga mata pelajaran saja, padahal masih ada beberapa mata pelajaran lain yang harus diujikan. Esensinya, menurut Monginsidi, semua mata pelajaran harus memiliki standar.
Mengingat hasil ujian pada tahun-tahun sebelumnya sejumlah siswa mengalami penurunan nilai, kata ia, hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena penurunan ini adalah proses pada masa perubahan yang lebih baik.
Sehingga dalam menghadapi situasi yang sulit kedepan, siswa semakin siap menghadapi UAN, baik dengan tiga mata pelajaran atau dengan enam mata pelajaran sekaligus.
Pengkajian ulang yang dilakukan pemerintah pusat, menurut ia tidak perlu, kalau pemerintah Provinsi Kalbar mengusung enam mata pelajaran harus diberlakukan, Monginsidi menegaskan akan mendukung penuh program tersebut.
Jangan Gegabah
Wakil Wali Kota Pontianak, malah tidak setuju apabila UAN diberlakukan enam mata pelajaran, Menurutnya, pemerintah jangan gegabah dalam mengambil keputusan, serta tidak menjadikan anak didik sebagai kelinci percobaan.
“Kita minta pemerintah mengkaji ulang dulu,” kata Sutarmidji. Ketentuannya, apabila pemerintah memberlakukan enam mata pelajaran boleh saja. Dengan syarat kemampuan siswa dan tingkat kelulusan berdasarkan indeks kemampuan siswa dari masing-masing daerah, bukan dari pusat.
Ia menjelaskan, kemampuan siswa Jakarta tidak dapat disamaratakan dengan siswa dari Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar. Hal ini ditinjau dari kemampuan guru, kondisi wilayah, dan fasilitas yang diberikan. Kalau saja enam mata pelajaran yang diberlakukan dari pusat ini tetap diberlakukan hasilnya, akan kacau.
“Jangankan untuk anak didik, sertifikasi saja guru-guru kita masih ada yang tidak lulus,” ungkap Sutarmidji.
Enam mata pelajaran yang diberlakukan dalam Ujian Akhir Nasional menurut Sutarmidji akan membuat kesalahan yang sama, yakni sejumlah siswa tidak lulus dalam ujian yang diselenggarakan.
Dengan tiga mata pelajaran saja 30 persen siswa tidak lolos, ditambah lagi dengan enam mata pelajaran, menurut ia, akan membuat siswa semakin tidak terkendali dalam penyelesaian studi di bangku sekolahnya.
0 komentar:
Posting Komentar